Putri Mahkota Belum Tentu Menjadi Ratu

Kamis, 07 Mei 2015 - 00:36 WIB
Putri Mahkota Belum Tentu Menjadi Ratu
Putri Mahkota Belum Tentu Menjadi Ratu
A A A
YOGYAKARTA - Penobatan GKR Pembayun yang sekarang bernama GKR Mangkubumi sebagai putri mahkota oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, belum tentu berujung pada bertakhtanya GKR Mangkubumi sebagai ratu.

"Banyak cerita tidak semulus itu. Pada zaman HB VII bahkan sampai mengangkat putra mahkota sebanyak empat kali. Jadi belum tentu putri mahkota menjadi ratu," jelas Pakar Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Dardias Kurniadi, Rabu (6/5/2015).

Menurutnya, Sultan HB X sudah membalikkan budaya Jawa yang patriarki. "Jawa, Mataram Islam itu patriarki, dipimpin laki-laki atau raja, bukan ratu. Budaya leluhur yang sudah berlangsung ratusan tahun terkikis."

Menurutnya, Sultan HB X sudah melakukan perubahan besar-besaran yang luar biasa. Tidak hanya paugeran, adat, tradisi, namun juga sosiokultural dalam tatanan masyarakat.

"Perubahan itu adalah ingin menjadikan putri sulungnya menjadi penerus takhta. Dari HB I sampai HB X itu raja, bukan ratu (perempuan)," kata dia.

Dengan kata lain, lanjut akademisi yang sedang menjalani disertasi tentang Politik Para Bangsawan Nusantara di Kampus Australia ini, dalam sejarahnya belum ada pemimpin Keraton Yogyakarta dipimpin seorang perempuan atau ratu. "Ini (Sultan HB X) membalikkan sejarah," kata dia.

Baca juga
: Nama Mangkubumi Bukan Satu-satunya Penerus Takhta.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6644 seconds (0.1#10.140)